About Me

Foto saya
Gue cowok asli Manado, yang suka banget makan sama baca novel.

Minggu, 26 September 2010

MATA KULIAH PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK: TUGAS PERKEMBANGAN PADA MASA LANJUT USIA

Pengertian
Proses menua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita (Nugroho, 2000)
Batas-Batas Lanjut Usia.
1. Batasan usia menurut WHO meliputi :
• usia pertengahan (middle age), yaitu kelompok usia 45 sampai 59 tahun
• lanjut usia (elderly), antara 60 sampai 74 tahun
• lanjut usia tua (old), antara 75 sampai 90 tahun
• usia sangat tua (very old), diatas 90 tahun
2. Menurut UU No. 4 tahun 1965 pasal 1 dinyatakan sebagai berikut :
“Seorang dapat dinyatakan sebagai seorang jompo atau lanjut usia setelah yang bersangkutan mencapai umur 55 tahun, tidak mempunyai atau tidak berdaya mencari nafkah sendiri untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan menerima nafkah dari orang lain”.
Saat ini berlaku UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lansia yang berbunyi sebagai berikut: lansia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas.
Pada masa lansia, seseorang cenderung mengalami kemunduran fungsi, baik secara fisik, psikologis maupun sosial. Penurunan secara fisik pada umumnya dipengaruhi menurunnya fungsi pembuluh darah, khususnya pembuluh darah kapiler.Akibatnya jumlah darah yang mengalir ke organ tubuh menjadi menurun, sehingga mengakibatkan pengerutan organ tubuh. Dampak pada otak manusia adalah kemunduruan fungsi daya ingat. Masyarakat awam sering menyebutnya pelupa atau pikun. Secara psikis, terjadi pula perubahan khas berupa gejala kecemasan, cenderung menjadi kurang bersih, dan gejala paranoid lainnya seperti keras kepala, egoistis, mudah tersinggung, mudah marah, mudah curiga, gelisah, dsb.Manifestasi individual masa lansia, sebagian besar dipengaruhi oleh kepribadian masing-masing individu dalam mengendalikan diri. Agama dalam hal ini memiliki peranan kuat dalam mengendalikan emosi.
Generasi di bawahnya harus menyadarinya, karena menjadi tua akan terjadi pada siapa saja. Ketuaan adalah proses alami. Orang tidak bisa berbuat sesuatu pun untuk mencegah proses ketuaan yang progesif. Oleh karena itu tak ada jalan lain kecuali berusaha menerima masa tua atau lansia dengan apa adanya. Kemudian melihat kembali kehidupan positifnya dan mengapresiasikan nilai-nilai positif yang dimilikinya kepada generasi di bawahnya, sehingga meningkatkan pertautan dan memperkuat keserasian dan keselarasan hubungan antar strata generasi. Selain itu juga membimbing dan memberikan masukan secara arif dan bijaksana khususnya kepada anak dan cucu dalam rangka meningkatkan kesejahteraan keluarga. Kalau memungkinkan menjadi teladan bagi generasi penerusnya.
HAL-HAL YANG MUNGKIN DIRASAKAN SAAT USIA LANJUT
1. Kesepian
2. Isolasi sosial
3. Kehilangan,
4. Kemiskinan,
5. Perasaan ditolak,
6. Perjuangan menemukan makna hidup,
7. Kebergantungan,
8. Perasaan tak berguna,
9. Tak berdaya dan putus asa,
10. Ketakutan terhadap kematian,
11. Sedih karena kematian orang lain,
12. Kemunduran fisik dan mental,
13. Depresi,
14. Rasa penyesalan mengenai hal-hal yang lampau

TUGAS PERKEMBANGAN MASA LANJUT USIA
Pada umumnya pada masa ini manusia banyak mengalami degradasi, terutama pada aspek fisik. Berdasarkan hal-hal di atas ada beberapa tugas perkembangan pada masa lanjut usia yaitu:
1. Menyesuaikan diri pada keadaan berkurangnya kekuatan fisik dan kesehatan.
2. Menyesuaikan diri dalam masa pensiun dan pendapatan yang berkurang.
3. Menyesuaikan diri dalam keadaan meninggalnya suami atau istri.
4. Menjalin hubungan yang rapat dengan teman-teman seusia.
5. Memenuhi kewajiban-kewajiban sebagai warga negara dan kewajiban dalam hidup bermasyarakat.
6. Menyusun keadaan hidup yang memuaskan dalam hal fisik baik yang di upayakan sendiri ataupun yang mungkin di atur oleh orang lain.

PERAN PADA LANJUT USIA
Menua Membutuhkan Perubahan Peran. Sama seperti orang berusia madya harus belajar untuk memainkan peranan baru demikian juga dengan kaum lansia. Dalam kebudayaan dewasa ini, dimana efisiensi, kekuatan, kecepatan dan kemenarikan bentuk fisik sangat dihargai, mengakibatkan orang lansia sering dianggap tidak ada gunanya lagi. Karena mereka tidak dapat bersaing dengan orang-orang yang lebih muda dalam berbagai bidang tertentu dimana kriteria nilai sangat diperlukan, dan sikap sosial terhadap mereka tidak menyenangkan.
Lebih jauh lagi, orang lansia diharapkan untuk mengurangi peran aktifnya dalam urusan masyarakat dan sosial. Demikian juga dengan dunia usaha dan profesionalisme. Hal ini mengakibatkan pengurangan jumlah kegiatan yang dapat dilakukan oleh lansia, dan karenanya perlu mengubah beberapa peran yang masih dilakukannya.
Karena sikap sosial yang tidak menyenangkan bagi kaum lansia, pujian yang mereka hasilkan dihubungkan dengan peran usia tua bukan dengan keberhasilan mereka. Perasaan tidak berguna dan tidak diperlukan lagi bagi lansia menumbuhkan perasaan rendah diri dan kemarahan, yaitu suatu perasaan yang tidak menunjang proses penyesuaian sosial seseorang.
A. Peran dalam Keluarga
Kehidupan dalam keluarga pada usia lanjut yang merupakan hal yang paling serius adalah keharusan untuk melakukan perubahan peran. Mereka semakin sulit dari tahun ketahun. Semakin radikal perubahan tersebut dan semakin radikal perubahan tersebut dan semakin berkurang prestise peran tersebut, maka semakin besar pula penolakan terhadap perubahan.
Pria atau wanita yang telah terbiasa dengan peran sebagai kepala keluarga akan menemukan kesulitan untuk hidup bergantung dirumah anaknya. Seperti juga halnya dengan pria yang memperoleh kedudukan dan prestise serta tanggung jawab dalam dunia kerjanya, merasa akan sulit menghadapi fakta sebagai pembantu istrinya apabila sudah pensiun. Peran ini dirasakan akan menghilangkan otoritas dan kejantanannya.
B. Peran dalam Sosial Ekonomi
Walaupun mereka sudah mempersiapkan diri untuk pensiun, tetapi lansia menghadapi masalah yang oleh Erikson disebut krisis identitas (identity crisis), yang tidak sama dengan krisis identitas yang dihadapi dimasa dewasanya, pada waktu mereka kadang-kadang diperlakukan sebagai anak-anak dan kadang-kadang sebagai orang dewasa. Krisis identitas yang menimpa orang setelah pensiun adalah sebagai akibat untuk melakukan perubahan peran yang drastis dari seseorang yang sibuk dan penuh optimis, menjadi seorang pengngangur yang tidak menentu. Dan lebih lebih lanjut lagi bahwa perubahan terhadap kebiasaan dan pola yang sudah mantap yang telah dilakukan sepanjang hidup yang pernah dialaminya, sering mengakibatkan perasaan yang traumatik bagi lansia.
C. Peran dalam Sosial masyarakat
Sebagian besar tugas perkembangan usia lanjut lebih banyak berkaitan dengan kehidupan pribadi seseorang daripada kehidupan orang lain. Orang tua diharapkan untuk menyesuaiakan diri dengan menurunkan kekuatan, dan menurunnya kesehatan secara bertahap. Hal ini sering diartikan sebagai perbaikan dan perubahan peran yang pernah dilakukan didalam maupun diluar rumah. Mereka juga diharapkan untuk mencari kegiatan untuk menganti tugas-tugas terdahulu yang menghabiskan sebagian besar waktu dikala masih muda dahulu.
Bagi beberapa lansia berkewajiban mengikuti rapat yang meyangkut kegiatan sosial dan kewajiban sebagai warga negara sangat sulit dilakukan karena kesehatan dan pendapatan yang menurun setelah mereka pensiun. Akibat dari menurunnya alih pola hidup yang sesuai dengan keadaan saat itu, yang berbeda dengan masa lalu.

Tiga Komponen yang Mempengaruhi Fungsi Kognitif Pada Lansia
1. Pendidikan
Fasilitas pendidikan, tiap tahun semakin meningkat, sehingga geerasi sekarang memiliki kesempatan untuk mendapatkan pendidikan yang lebih baik daripada generasi sebelumnya. Dinegara-negara maju, beberapa lansia masih berusaha utuk mengikuti pedidikan yang lebih tinggi. Alasan-alasan yang dikemukakan antara lain: 1. Ingin memahami sifat dasar penuaan yang dialaminya. 2. Ingin mempelajari perubahan social dan teknologi yang dirasakan mempengaruhi kehidupannya. 3. Ingin menemukan pengetahuan yangrelevan untk mengantisipasi permintaan-permintaan masyarakat dan tuntutan pekerjaan, agar tetap dapat berkarir secara optimal dan mampu bersaing dengan generasi sesudahnya. 4. Ingin mengisi waktu luang agar lebih bermanfaat, serta sebagai bekal untuk mengadakan penyesuaian diri dengan lebih baik pada masa pensiunnya.
2. Pekerjaan
Searah dengan kemajuan teknologi biasanya orang-orang dewasa lanjut, sesuai dengan kompetensi yang dimiliki, cenderung bekerja dengan jenis pekerjaan yang belum mengarah ke orientasi kognitif, seperti generasi sesudahnya. Hal ini mengakibatkan banyak tenaga dewasa lanjut yang “harus” tersingkir dari dunia kerja karena tidak mampu lagi bersaing dengan generasi berikutnya.
3. Kesehatan
Sebuah penelitian menemukan bahwa hipertensi ternyata berkorelasi dengan berkurangya performance pada individu berusia diatas 60 tahun. Semakin tua semakin banyak massalah kesehatan yang dihadapi. Jadi, beberapa penurunan kemampuan inteletual yang di temukan pada orang–orang dewasa lanjut sangat mungkin disebabkan oleh faktor-faktor yang terkait dengan kesehatan daripada faktor usia semata. Selain fasilitas kesehatan, ternyata gaya hidup individu juga berpengaruh terhadap kondisi kesehatan fisik seorang lansia. Orang-orang yang giat berolahraga cenderung memiliki kemampuan penalaran, ingatan dan waktu reaksi lebih baik daripada mereka yang kurang atau tidak pernah berolahraga. Beberapa penelitian juga mengemukakan bahwa olahraga merupakan factor penting untuk meningkatkan fungsi kognitif pada orang dewasa lanjut. Yang harus diperhatikan dalam aktivitas olahraga pada dewasa lanjut adalah pemilihan jenis olahraga yang akan dijalani yaitu yang sesuai dengan kondisi fisik individu. Oleh karenanya sangat dianjurkan untuk selalu berkonsultasi dengan tenaga medis yang kompeten dalam masalah ini.

2 komentar:

Santorini ala Astound Hill Tondano

Liburan pertengahan tahun telah usai, namun pasti masih ada beberapa tempat yang tidak sempat dikunjungi. Selanjutnya, kita tentu akan membu...