Ilustrasi perubahan dan bongkar-pasang kurikulum pendidikan Indonesia yang dikenal juga dengan istilah ganti menteri ganti kurikulum. Akibatnya pendidikan Indonesia sperti ajang uji coba. KUMPARAN
Perbedaan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Prototipe – Mungkin diantara kita masih memiliki beberapa pertanyaan di dalam benak kita masih- masing? Mengapa muncul kembali kurikulum baru? Apakah ganti menteri identik dengan ganti kurikulum?
Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi telah melakukan evaluasi terhadap kurikulum 2013 yang selama ini kita terapkan di dalam sekolah. Evaluasi yang telah dilakukan merupakan hasil kompilasi berbagai kajian, penelitian, dan monev yang dilakukan berbagai pihak, antara lain Puskurjar, Direktorat terkait, dan berbagai Perguruan Tinggi.
Apa saja hasil evaluasinya? Simak informasi berikut ini:
Hasil Evaluasi Dokumen Kurikulum 2013
Kompetensi Kurikulum 2013 terlalu luas, sulit dipahami, dan diimplementasikan oleh guru.Kurikulum yang dirumuskan secara nasional belum disesuaikan sepenuhnya oleh satuan pendidikan dengan situasi dan kebutuhan satuan pendidikan, daerah, dan peserta didik.Mapel informatika bersifat pilihan, padahal kompetensi teknologi merupakan salah satu kompetensi penting yang perlu dimiliki oleh peserta didik pada abad 21. Pengaturan jam belajar menggunakan satuan minggu (per minggu) tidak memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk mengatur pelaksanaan mata pelajaran dan menyusun kalender pendidikan. Akibatnya, kegiatan pembelajaran menjadi padat.Pendekatan tematik (jenjang PAUD dan SD) dan mata pelajaran (jenjang SMP, SMA, SMK, Diktara, dan Diksus) merupakan satu-satunya pendekatan dalam Kurikulum 2013 tanpa ada pilihan pendekatan lainStruktur kurikulum pada jenjang SMA yang memuat mata pelajaran pilihan (peminatan) kurang memberikan keleluasaan bagi siswa untuk memilih selain peminatan IPA, IPS, atau Bahasa. Gengsi peminatan juga dipersepsi hirarkis.
Hasil Evaluasi Implemetasi Kurikulum 2013
Komponen perangkat pembelajaran terlalu banyak dan menyulitkan guru dalam membuat perencanaan.Rumusan kompetensi yang detil dan terpisah-pisah sulit dipahami sehingga guru kesulitan menerjemahkan dalam pembelajaran yang sesuai filosofi Kurikulum 2013.Strategi sosialisasi, pelatihan, pendampingan, dan monitoring implementasi Kurikulum 2013 belum terlaksana secara tepat dan optimal, belum variatif, belum sesuai dengan kebutuhan, dan belum efektif. Contoh kendala: sosialisasi tidak sampai langsung kepada tingkat gugus, pemilihan instruktur ditetapkan sentralistik sehingga tidak sesuai kebutuhan, dan pelatihan masih dilakukan secara konvensional dengan ceramah yang cenderung teoretikMasih banyak pengawas, kepala sekolah, dan guru yang memiliki pemahaman kurang tentang kerangka dasar, diversifikasi, dan konsep implementasi Kurikulum 2013. Sosialisasi, pelatihan, pendampingan, dan monitoring implementasi Kurikulum 2013 belum berdampak optimal terhadap pemahaman pengawas, kepala sekolah, dan guru, kemampuan dan kinerja guru, serta peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.
Dari hasil evaluasi kurikulum 2013 seperti yang tersaji di atas, sehingga muncullah kebijakan mengenai penerapan kurikulum prototipe mulai tahun 2022 yang digunakan menjadi opsi bagi sekolah-sekolah dalam melaksanakan pembelajaran sekaligus membantu memulihkan pembelajaran di Indonesia.
Kira- kira apa saja perbedaan kurikulum 2013 dengan kurikulum paradigma baru ? Yuk simak informasi berikut ini :
Kurikulum 2013
1. Berbasis Karakter dan Kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensi adalah outcomes-based curriculum. Pengembangan kurikulum di arahkan pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dari SKL. Penilaian hasil belajar dan hasil kurikulum diukur dari pencapaian kompetensi.
2. Terdapat empat aspek penilaian
Keempat aspek tersebut yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap, dan aspek perilaku.
Kurikulum Paradigma baru
1. Dapat menjadi pilihan
Kurikulum ini menjadi salah satu pilihan sekolah dalam menerapkan kurikulum di tahun 2022, antara kurikulum 2013, kurikulum darurat dan kurikulum prototipe ini.
2. Target dan tujuan
Untuk mendorong perbaikan kualitas proses dan hasil belajar, fokus utamanya yaitu pada pembelajaran
3. Kurikulum prototipe lebih fleksibel
Kurikulum ini dinilai lebih fleksibel hanya dengan mengajarkan materi yang esensial dan akan mencerminkan keragaman dalam sistem pendidikan di Indonesia.
Sumber:
https://naikpangkat.com/cari-tahu-perbedaan-kurikulum-2013-dan-kurikulum-prototipe/